Sabtu, 17 Maret 2012

Remembering her, my beloved grandmom

Diposting oleh Sinta Ayu di 23.13

Disuatu masa hiduplah seorang nenek dan cucu perempuannya. Setiap hari sang nenek selalu menceritakan berbagai dongeng kepada si cucu. Mulai dari kisah putri cantik yang sengsara hingga cerita kepahlawanan yang membanggakan.

Cucunya sangat menyukai setiap dongeng yang dibawakan sang nenek. Nenek yang buta huruf selalu membawakan beragam kisah dengan sangat persuasif. Banyak hal yang ditanamkan sang nenek kepada cucunya tentang cinta kepada sesama, moral yang baik, perjuangan dalam hidup hingga toleransi beragama. Setiap kisah membawa hikmah tersendiri yang membekas dihati cucu tercinta.

Tanpa disadari oleh neneknya, sang cucu mulai terinspirasi dengan kisah - kisah yang ada dalam dongeng itu. Hingga ia pun menulis sebuah kisah berjudul "Kura - kura dan sebuah batu " ... ya kisah itu tercipta dari sebuah proses kreatif sang cucu setelah sekian lama berinteraksi dengan banyak dongeng sang nenek.

Semakin dewasa cucu tercinta, semakin banyak kisah yang ditulisnya ... kini bukan hanya dongeng semata, ia pun mulai menulis tentang roman, artikel, cerpen, dll. Semua itu adalah karena dongeng - dongeng sang nenek yang tak mungkin bisa terhapus dari benaknya.

Hingga puluhan tahun berlalu ... nenek itu semakin rentan tak sekuat dulu dalam aktivitas fisiknya .. tubuh tuanya semakin ringkih dan menuntut untuk istirahat ...

Sedangkan sang cucu, telah tumbuh menjadi wanita dewasa ... ia terkenal dengan ide - ide kreatifnya ... tidak jarang ia disebut sebagai 'wanita dengan banyak mimpi' . Apa saja mimpinya .. yang semula dianggap aneh oleh orang ternyata dapat mewujud ditangannya ...

Tanpa disadari oleh sang nenek apa yang ada pada cucunya adalah sebuah wujud nyata dari dongeng dimasa kecil.

Apakah sang nenek masih mendongeng ??? Tentu ia tetap mendongeng meski tubuhnya tak sesegar dulu ... kisahnya tetap asik dan renyah ... seperti tak pernah basi ... sang cucu pun selalu merindukannya ...

Hingga disuatu malam yang hening ... sang cucu tergugu mendapati kabar bahwa sang nenek telah tiada. Bibirnya bungkam, tubuhnya kaku, hatinya pedih ... ia begitu kehilangan sang nenek. Orang yang paling menyayanginya selama ini.

Dihadapan tubuh sang nenek yang telah tak bernyawa .. ia melafadzkan doa, merangkai sejuta pinta agar Allah memberikan kelapangan, cahaya dan tempat terbaik di sisi-Nya.

Dalam sujud yang panjang, air matanya menetes tak henti. Hanya dihadapan Sang Kekasih saja ia bisa menumpahkan segala pedih ... tidak dihadapan manusia. Karena ia telah berjanji pada sang nenek untuk tegar melepas kepergiannya.

" Ya Allah aku titipkan dia padamu ... Ia berasal darimu dan telah kembali padamu ... pertemukan kami kembali Ya Rabb di surga yang abadi. Izinkanlah aku menjadi saksi kebaikan untuknya diakhirat nanti. Jadikanlah segala kebaikannya padaku didunia ini sebagai pemberat timbangan kebaikannya. Aku menitipkan ia padamu duhai Pemilik Jiwa ... "

Selamat jalan wanita pendongeng ... meski engkau telah tiada, kisahmu akan tetap melantun indah sepanjang massa. Love you umi.

 

Chin's Blog Cantique Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea