Sabtu, 24 September 2011

Abu Bakar As-Sidiq : One of the Greade Leaders

Diposting oleh Sinta Ayu di 11.09


Segala puji Bagi Allah yang berjanji lalu Dia penuhi janji itu, dan mengancam dengan siksaan lalu Dia penuhi ancaman itu. Semoga rahmat dan keselamatan terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad tuannya orang-orang mulia dan penghulu para KHALIFAH. Semoga keselamatan dan rahmat juga tercurahakan kepada para keluarga dan shahabatnya ahli derma dan pemenuh janji.
Kitab Tarikh Khulafa’ yang ditulis oleh Imam As-Suyuthi merupakan kitab yang perduli terhadap sejarah umat Islam. Dia memulai bahasannya dari masa pemerintahan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Satu pemerintahan yang menjadi representative the real Islam dan Islam ideal yang dilahirkan dimuka bumi sepeninggal Rasulullah SAW.
Abu Bakar melambangkan sosok pemimpin yang lembut dan tegas dalam menghadapi problema-problema yang sulit dan genting. Keputusannya yang sangat mencengangkan tatkala berhasil meyakinkan para shahabat untuk menyerang orang-orang murtad yang tidak mau membayar zakat pada pemerintahannya menjadi sebuah kebijakan yang sangat legendaris karena pada saat itu banyak shahabat yang tidak setuju Abu Bakar menyerang oranng-orang murtad tadi lantaran karena mereka masih shalat.

Abu Bakar melambangkan sosok pemimpin yang lembut dan tegas dalam menghadapi problema-problema yang sulit dan genting. Keputusannya yang sangat mencengangkan tatkala berhasil meyakinkan para shahabat untuk menyerang orang-orang murtad yang tidak mau membayar zakat pada pemerintahannya menjadi sebuah kebijakan yang sangat legendaris karena pada saat itu banyak shahabat yang tidak setuju Abu Bakar menyerang oranng-orang murtad tadi lantaran karena mereka masih shalat. Andai kata bukan karena tindakan yang tegas dan bijak dari Abu Bakar, mungkin saja umat Islam telah terkubur sejak awal. Ajaran kewajiban membayar zakat mungkin sudah menjadi “dongeng”. Abu Bakar pulalah yang berhasil mengumpulkan Al-Qur’an sehingga memudahkan Utsman untuk menyatukannya dalam satu mushaf yang kita kenal Mushaf Utsmani.
Siapa yang tak mengenal Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu, seorang khalifah besar pengganti Rasulullah, manusia paling mulia dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukan hanya kaum muslimin yang mengenalnya, bahkan orang-orang kafir pun mengenalnya. Panglima besar yang berhasil menundukkan kekuatan dan kecongkakan negara super power Romawi. Dialah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin Ka’ab bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luai yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu.
Abu Bakar Ashidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang mulia dan merupakan golongan Assabiquunal awwaluun (orang-orang yang pertama masuk Islam). Abu Bakar lahir di Mekkah pada tahun 572 M dan wafat pada tanggal 23 Agustus 634/ 21 Jumadil Akhir 13 H. Abu Bakar merupakan keturunan Bani Tamim ( Attamimi ), suku bangsa Quraisy. Panggilan Abu Bakar Sidik ini sebenarnya adalah sebagai gelar saja. “Abu” artinya bapak, “Bakar” artinya dengan segera (beliau dinamai demikian karena beliau masuk Islam dengan segera, mendahului yang lain). Kemudian “Ash-Shiddiq”, artinya “yang amat membenarkan”. Karena beliau amat membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra Mi’raj. Ayahnya bernama Abu Quhafah bin Amir dan ibunya bernama Salma Ummul Khair. Abu Bakar berasal dari kabilah Taim bin Murrah bin Ka’b. Nasabnya bertemu dengan Nabi pada Adnan.
Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam. Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah, pada satu sisi memberikan kemudahan tersendiri bagi berlanjutnya pemerintahan negara Madinah, namun pada sisi lain munculnya penolakan orang-orang Arab, terutama orang yang baru masuk Islam untuk memberikan bai’at kepada Abu Bakar, bahkan mereka menentang Islam. Hal ini tidak mengherankan karena mereka menganggap bahwa masuknya mereka kedalam Islam disebabkan oleh perjanian yang dibuat dengan Muhammad, dan dengan wafatnya beliau, maka batallah perjanjian tersebut. Mereka adalah para muallaf yang belum memahami prinsip-prinsip keimanan dan ajaran Islam yang lain, disebabkan belum cukup waktu bagi nabi yang sangat tidak mungkin dapat dijangkau oleh utusan agama yang datang pada mereka. Pada masa awal pemerintahannya, Abu Bakar banyak menghadapi gangguan dari berbagai golongan, antara lain orang-orang murtad, golongan yang tidak mau membayar zakat, dan nabi palsu. Adanya orang-orang murtad ini disebabkan karena mereka belum memahami benar tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, ataui masuk Islam karena terpaksa. Sehingga ketika Rasulullah wafat, mereka langsung kembali kepada agama semula. Karena mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah pemimpinnya, Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Di samping itu mereka tidak dapat memisahkan antara agama dan Rasul pembawanya. Maka setelah meninggalnya Rasulullah, mereka tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agamanya semula.
Golongan orang yang tidak mau membayar zakat, kebanyakan berasal dari kabilah yang banyak yang tinggal di kota Madinah, seperti Bani Gathfan , Bani Bakar, dan lain-lain. Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, dan setelah Nabi wafat, maka tidak ada lagi kewajiban untuk membayar zakat Sedangkan orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sudah mulai muncul pada hari-hari terakhir kehidupan Nabi Muhammad, walaupun mereka masih menyembunyikan tujuan mereka sebenarnya. Namun setelah Nabi Muhammad wafat, mereka semakin berani menunjukkan keinginan mereka, sebagai pengacau dan nabi-nabi palsu. Untuk mengatasi kekacauan tersebut, khalifah Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat, tindakan apa yang harus dilakukan. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, semua golongan yang telah menyeleweng itu harus diperangi, salah satunya adalah perang Riddah. Dalam perang Riddah peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.Perang Riddah (perang melawan kemurtadan) pun berjalan alot. Di bawah kepemimpinan Khalid ibnu Walid, akhirnya perang dapat diakhiri dengan kemenangan ditangan pemerintahan Abu Bakar. Namun akibat yang muncul adalah tewasnya banyak diantara sahabat yang hafal Al-Qur’an (Qori) karena keikut sertaan mereka dalam perang tersebut. Mereka adalah penghafal bagian-bagian Al-Qur’an. Melihat situasi ini, Umar merasa cemas karena mungkin makin bertamnya para Qori yang tewas akan menghilangkan sebagian Al-Qur’an. dengan alasan inilah akhirnya Umar mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan Al-Qur’an.Abu Bakar pada mulanya tidak setuju dengan usulan tersebut, karena tidak ada otoritas dari nabi untuk membukukan Al-Qur’an, namun kemudian ia setuju dan memberikan tugas tersebut kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya.
Usaha Abu Bakar melakukan dakwah Islam itulah yang dikagumi. Barang kali ada juga orang yang berpandangan semacam dia, merasa sudah cukup puas dengan mempercayainyasecara diam-diam dan tak perlu berterang-terang di depan umum agar percagangannya selamat, berjalan lancar. Barang kali Nabi Muhammad pun merasa cukup puas dengan sikap demikian itu dan sudah boleh dipuji. Tetapi Abu Bakar dengan menyatakan terang-terangan keislamannya itu, lalu mengajak orang kepada ajaran Allah dan Rasulullah dan meneruskan dakwahnya untuk meyakinkan kaum Muslimin yang mula-mula untuk mempercayai Muhammad dan mengikuti ajaran agamnya, inilah yang belum pernah dilakukan orang;kecuali mereka yang sudah begitu tinggi jiwanya, yang sudah sampai pada tingkat membela kebenaran.
Khalifah abu bakar adalah panglima tertinggi dalam angkatan perang. dia yang menunjuk panglima besar dan kepala-kepala pasukan. Strategi dan taktik perang banyak yang didiktekan dari madina. sungguhpun demikian khalid, panglima besarnya, kita lihat banyakn di beri kekuasaan dan kepercayaan. munurut sewajarnya, khalifah sendiri yang memimpin angkatan jihad ke medan perang. tetapi front dan medan pertempuran telah dua tiga dan urusan kenegaraan telah begitu berjalin, maka untuk komando umum ditunjukkan sahabat-sahabat yang ahli dalam ketentaraan. adapun shalat jama’ah dan shalat jum’at di ibu kota tetap di tangan khalifah abu bakar, karena shalat dan jum’at adalah tiang agama.
Prestasi Abu Bakar Pada Masa Pemerintahannya dalam jangka waktu dua tahun tiga bulan bangsa-bangsa yang memberontak itu dapat kembali tenang dan menjadi bangsa bersatu yang kuat, disegani dan berwibawa, yang akhirnya malah dapat menerobos dua imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya. Kedaulatan ini pula yang kemudian mengemban peradaban di dunia selama berabad-abad sesudahnya. Adapun prestasi yang lain yang ditempuh pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah :Perbaikan sosial (masyarakat), Pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an, Perluasan dan penyebaran agama Islam,. Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat, Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi.
Abu Bakar memimpin sebagai khalifah selama dua tahun tiga bulan. Beliau wafat pada umar 63 tahun. Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma mengabarkan bahwa Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu sakit karena wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hingga menyebabkan kematiannya. Khalifah Abu Bakar ra. meniggal dunia pada hari Senin, 23 agustus 624 M setelah lebih kurang 15 hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 3 bulan 11 hari.

Read More......
 

Chin's Blog Cantique Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea